Jumat, 16 Desember 2011

The Junas Monkey

 
Di gawangi oleh 3 (tiga) orang anak muda yang memiliki bakat dan kemampuan di dunia entertainment dan music. Band ini berdiri pada bulan Februari 2011 dengan mengusung aliran pop, dan baru di Publish di media dari bulan September 2011.

Terbentuk karena seringnya mereka bertiga berkumpul dikantor Bentuk management, dan disanalah mereka sepakat membentuk sebuah band sebagai ungkapan expresi anak muda yang kami beri nama THE JUNAS MONKEY dan untuk sebutan para fans kami beri nama JUMONK.

Para personel The Junas Monkey bukanlah orang baru di dunia entertainment, ketiganya adalah pemain sinetron, bintang film, bintang iklan dan Presenter.

Band ini digawangi oleh :
>> Stefan William (Vocal)

  • Nama Lengkap : Stefan William Umboh
  • Nama entertainment : Stefan William
  • TTL : California,11 Agustus 1993
  • Agama : Kristen (Christian)
  • Hobi : Olahraga
  • Cita-cita : sukses
  • Warna Favorite : Biru
  • Adik : jennifer
  • Mafa : Ayam goreng
  • Mifa : Air putih

>> Ajun Perwira (Bassis)

  • Nama Lengkap : Anak Agung Bagus Perwira Karang
  • Nama Panggilan : Arjun Prawira
  • TTL : 9 Februari 1988
  • Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
  • Agama : Hindu
  • Pendidikan : Kuliah di Universitas Udayana di Bali dan lulus tahun 2010 dengan sarjana ekonomi
  • Artis Favorit : Sule dan Adam Sithler
  • Hobby : Main Bola, Nge-gym liat dong bodynya, sama ngeband yg sekaligus jadi profesinya
  • Makanan Favorit : Bebek Sambel Ijo
  • Warna Favorit : Hitam dan Putih
  • Tinggi/Berat Badan : 178 cm / 66 Kg
  • Profesi : Model Iklan, Aktor
  • Ftv yang pernah dibintangi : "Cinta Jaka Cinta Siapa", "Dilarang Jatuh Cinta Dari Bali", "Cewek Buaya Darat", "Bajaj Ajaib", "Mengejar Cinta Sang Preman"
  • Sinetron : Nada Cinta

>> Aditya Suryo (Drum)

  • Nama : Aditya Suryo Saputro
  • Tempat/tgl. Lahir : Jakarta, 29 Januari 1988
  • Anak :  ke 2 dari 3 bersaudara
  • Tinggi/Berat : 170 cm / 52 Kg
  • Hobby : Basket, Modifikasi mobil
  • Favorite Baju : Casual ? Polo Shirt
  • Aktor Favorit : Jim Carrey, John Travolta, Teddy Syah
  • Film favorit : Transformer, Fast and Furious
  • Makanan Favorite : Soto Betawi
  •  Minuman favorite : Sop Buah 

Ketiga personil ini disamping piawai memainkan alat Musik, mereka bertiga juga sangat pintar Break Dance. Dengan The Junas Monkey kami berharap dapat memberi nuansa baru pada blantika Music Indonesia.

Berikut koleksi foto The Junas Monkey , cekidooott ..













Senin, 12 Desember 2011

Jamus , Argo wisata peninggalan Belanda


Belasan wanita paruh baya mengenakang caping tampak dengan cekatan memetik pucuk daun teh satu persatu, dan kemudian memasukannya ke dalam keranjang yang mengantung di pundak. Bila terisi penuh, setiap pemetik teh mampu menghasilkan teh dalam keranjang seberat 10 kilogram. Dalam sehari bisa dua sampai tiga kali keranjang tersebut terisi penuh.

Aktivitas seperti itu nyaris terjadi setiap hari di Perkebunan Teh Jamus yang berada di Dusun Jamus, Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jatim, yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen, Jateng. Lokasi agrowisata teh ini justru lebih dekat dari Sragen yang hanya 40 km arah timur, sementara dari Kota Ngawi arah barat berjarak 45 km, dan bila ditempuh dari Kota Surabaya sekitar 245 km.

Perkebunan teh ini merupakan peninggalan Kolonial Belanda tahun 1886, pertama kali dikembangkan oleh pengusaha negeri Kincir Angin, Van der Rap. Kemudian mengalami pergantian pengelola beberapa kali, sampai akhirnya mulai tahun 1973 hingga kinii dikelola oleh swasta, PT Candi Loka.

Manajeman Candi Loka merupakan pengelola ke-13. Kebun Teh Jamus dikelola berdasarkan SK Hak Guna Usaha (HGU) terbaru No. 12/HGU/BPN/2001 dengan luas areal 478,2 hektare. Lahan perkebunan yang berada di ketinggian 800 hingga 1.200 mdpl (meter di atas permukaan laut) ini, tergolong jenis andosol dan regosol. Curah hujan rata-rata di Jamus 2.500 mm/tahun dengan suhu berkisar 18-20 derajat celcius serta kelembaban 80-90 persen.

Kondisi seperti ini menjadikan kawasan Jamus menjadi obyek agrowisata yang menawan dan nyaman serta sayang untuk dilewatkan. Menurut pimpinan Perkebunan Teh Jamus, Purwanto W.P. dari lahan seluas 478,2 ha yang ditanami teh 418 ha, dimana 60,2 ha lainnya ditanami beragam pohon penghijauan (kayu-kayuan). Sehingga lokasi yang dijadikan areal wisata di kawasan Jamus menjadi teduh, akibat rindangnya aneka pohon kayu-kayuan yang ditanam pengelola maupun yang tumbuh alami berusia seratus tahun lebih. Salah satunya yang cukup menarik, pohon Kantil raksasa berusia 100 tahun lebih yang berada di dekat gerbang tempat rekreasi Jamus. Monumen alam ini tetap dilindungi, sehingga tidak heran bila Perkebunan Teh Jamus mendapat penghargaan Kalpataru pada tahun 2004, atas kepeduliannya menjaga lingkungan hidup.

Agrowisata kebun Teh Jamus, selain menawarkan pemandangan menawan, juga memberikan nilai edukatif dengan menyaksikan langsung proses aktivitas perkebunan, mulai tanam, petik hingga proses pengolahan teh sampai pengemasannya untuk siap jual. Pihak pengelola, juga menyediakan pemandu yang memberikan penjelasan secara seluruhan proses teh di perkebunan yang setiap bulan menproduksi 40 sampai 50 ton bahan baku teh hijau dan hitam untuk pabrik teh kemasan tidak hanya dalam negeri, tapi juga mancanegara seperti Inggris dan Belanda.

Perkebunan Teh Jamus menyajikan segala yang ada secara alami dan "kuno", dimana tidak akan dibangun resort atau hotel di kawasan ini. Tapi, Pemkab dan pengelola berupaya memberdayakan masyarakat sekitar, dengan menyiapkan "home stay". Wisatawan cukup menginap di rumah-rumah penduduk yang sudah di tata pengelolaan Pemkab Ngawi. Dari Kota Ngawi menuju Perkebunan Teh Jamus sejauh 45 km, kini mudah dan nyaman untuk ditempuh, karena jalan beraspal mulus (hotmix) sudah dibangun oleh Pemkab Ngawi, dua bulan lalu.


Bukit Borobudur

Salah satu bukit yang tertutup pohon teh di kawasan Perkebunan Teh Jamus menjadi obyek wisata menarik, karena bentuknya yang menyerupai candi Borobudur, sehingga dikenal sebagai "Borobudur Hill" atau Bukit Borobudur. Bukit setinggi 35,4 meter tersebut dengan luas areal 3,54 ha, ditumbuhi 35.400-an pohon teh, dilihat dari kejauhan rimbunan pohon teh berundak tersebut, memang mirip dengan Candi Borobudur.

Di puncak Bukit Borobudur tersisa beberapa pohon teh tua yang sengaja tidak dipangkas, yang tingginya rata-rata dua meter. Inilah pohon teh yang berusia lebih dari 100 tahun, merupakan pohon teh generasi pertama yang ditanam Van de Rap. Pemandangan hamparan kebun teh dan para buruh wanita paruh baya penduduk Desa Girikerto memetik teh pagi hingga siang hari, matahari terbit maupun tenggelam, tampak menawan dilihat dari puncak Bukit Borobudur.

Untuk mencapai Bukit Borobudur, pengunjung harus berlelah ria menapaki 117 anak tangga terbuat dari tumpukan batu kali, yang tersusun cukup rapi. Di kawasan rekreasi berhawa sejuk yang mengenakan karcis masuk hanya Rp2.000,00 per orang, terdapat fasilitas kolam renang yang diperuntukan bagi anak-anak, dimana airnya berasal dari sumber mata air alami Sumber Lanang (pria).

Airnya cukup dingin dengan suhu berkisar 15-22 derajat celcius. Konon, banyak warga setempat percaya bahwa air Sumber Lanang yang bisa langsung diminum tanpa dimasak dulu mampu membuat awet muda. Air dari Sumber Lanang pernah diteliti di laboratorium, hasilnya air mengandung mineral tinggi sehingga bisa menyehatkan tubuh. Debit air Sumber Lanang 90 liter per detik. Berdasarkan potensi itulah, pihak perkebunan selain mengelola kebuh teh juga memanfaatkan sumber daya air untuk pembangkit listrik, mikrohidro yang menghasilkan listrik 90 ribu watt.

Selain itu, sumber air ini manfaatnya dirasakan oleh warga yang membutuhkan air bersih, dimana air diatur pengalirannya melalui pipa menunju Stasiun Pengisian. Setiap hari 150 tangki, setiap tangki 8.000 liter, mampu didistribusikan dengan harga jual setiap tangki Rp25.000,00.






Obyek Wisata Goa Seplawan

Ketika orang menyebut nama kabupaten Purworejo, pasti orang tidak akan terbayang mengenai objek wisatanya. Banyak orang beranggapan bahwa objek wisata di Purworejo kurang menarik. Rasa penasaran terhadap kabupaten ini mencuat ketika kami mendengar nama Goa Seplawan, sebuah goa yang terletak di sebelah timur kabupaten Purworejo yang terletak di Pegunungan Menoreh.

Goa Seplawan terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing kabupaten Purworejo dengan ketinggian 700 mdpl sehingga udaranya sangat sejuk. Panjang Goa Seplawan lebih kurang 700 m dengan cabang-cabang goa sekitar 150 - 300 m dan berdiameter 15 m.

Perjalanan menuju ke Goa Seplawan ditempuh dari Yogyakarta melewati kota Wates dan dilanjutkan melewati jalur alternatif yang terdapat di jalan utama penghubung Wates – Purworejo. Wajar selama perjalanan kami melewati beberapa bagian jalan yang rusak. Untuk menuju ke lokasi objek wisata pun kami sempat tersesat karena minimnya papan petunjuk informasi menuju objek wisata. Kawasan disekitar Goa Seplawan ini merupakan sentra peternakan kambing ettawa, wajar bila nama objek wisata ini seakan tenggelam dan tidak dikenal. Sebelum memasuki kawasan Goa Seplawan, kami disambut sederetan hutan pinus dan tumbuhan paku-pakuan yang terletak disamping kiri dan kanan jalan. Setelah membayar karcis dan memarkir kendaraan akhirnya kami berjalan menuju ke mulut goa.

Pada persimpangan jalan terdapat replika patung emas Dewi Syiwa dan Dewi Parwati dimana patung aslinya ditemukan di dalam goa. Karena pintu goa terletak dibagian bawah, kami berjalan menuruni anak tangga. Memasuki mulut gua kesan sunyi mulai menyeruak, maklum walaupun hari libur suasana kawasan wisata ini tampak sepi. Ruangan pertama dalam gua sudah dibuat anak tangga dibagian tengah dan lampu penerangan kecil untuk membantu pengunjung menikmati pesona dinding goa berikut stalaktit dan stalakmitnya.

Anak tangga berakhir ketika memasuki sebuah kolam dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Dari kolam tersebut kami melewati sebuah celah sempit dengan membungkukkan badan dan memasuki ruangan dibagian dalam yang lebih luas dan tinggi. Di dalam ruangan ini sudah diberi penerangan lampu walaupun cahaya yang dipancarkan tidak cukup terang sehingga pengunjung tetap membawa senter sebagai penerangan. Di dalam ruangan ini terdapat sungai bawah tanah yang berukuran kecil dan dangkal. Kami melewati sungai bawah tanah tersebut dan menelusuri aliran hulunya untuk menuju ke bagian dalam goa.

Karena saat pertama kali ditemukan pada tanggal 28 Agustus 1979, di dalam salah satu lorong goa ditemukan sebuah arca sepasang dewa dewi yang terbuat dari emas murni. Keberadaan patung sepasang dewa dewi yang tak lain adalah Dewa Syiwa dan Dewi Parwati (seberat 1,5 kg) tersebut, menunjukkan kalau Goa Seplawan sebelumnya dijadikan sebagai tempat pemujaan.

Disebuah belokan lorong goa terdapat area tempat ditemukan arca emas. Diarea tersebut hanya diberi papan keterangan mengenai lokasi penemuan arca emas Dewi Syiwa dan Dewi Parwati tanpa ada penjelasannya. Perjalanan kami coba hingga mencapai batas lorong goa yang diperbolehkan untuk diselusuri pengunjung karena setelah batas tersebut. Perjalanan menelusuri goa harus menuruni jurang yang cukup dalam terlebih dahulu dan diperlukan perlengkapan yang lengkap. Akhirnya kami mengakhiri perjalanan menelusuri goa dan keluar dari goa. Dalam perjalanan menuju pintu keluar objek wisata Goa Seplawan, kami menemui sebuah puing-puing batuan yang tidak berbentuk dan konon dahulu berupa candi yang dinamai Candi Gondoarum.

Menurut cerita pemandu, candi ini diduga lebih tua dari pada Candi Borobudur. Dan disebut Gondoarum karena waktu lingga yoninya diangkat, keluar semerbak bau harum. disebelah reruntuhan Candi Gondoarum terdapat lingga dan yoni yang diberi cungkup sederhana untuk melindunginya.

Di kawasan wisata Goa Seplawan juga tersedia villa dan disebelahnya terdapat gardu pandang yang dapat melihat pemandangan pegunungan Menoreh yang cukup indah. Cukup disayangkan, pemandangan dari gardu pandang tertutup kabut tebal ketika tiba di gardu pandang sehingga kami tidak dapat melihat pemandangan pegunungan.

Patung replika sesuai dengan bentuk arca emas Dewa Siwa dan Dewi Parwati yang ditemukan di dalam Goa Seplawan, memiliki ukuran yang lebih besar dari aslinya.

Panorama menghijau di area sekitar tangga masuk Goa Seplawan.
 
Tangga masuk Goa Seplawan melewati batu berongga.
Tangga masuk Goa Seplawan melewati batu berongga.

 Kolam kecil di dalam Goa Seplawan yang harus dilewati jika ingin meneruskan perjalanan, berlanjut dengan menaiki batu besar setinggi dada, kemudian berjalan jongkok di tanah berlumpur karena ketinggian langit-langit goa yang menyempit.

 Salah satu stalagtit yang menempel pada dinding Goa Seplawan.

 Ceruk yang terdapat pada salah satu dinding Goa Seplawan, berupa kolam kecil dan jalan sempit seperti anak tangga dari batu alami yang entah menuju kemana.

 Terdapat jeram kecil yang harus dilewati dengan keindahan bentuknya ketika menyusuri sungai bawah tanah.

 Tempat ditemukannya 22 karat arca emas peninggalan zaman Hindu Siwa pada tanggal 15 Agustus 1979 setinggi 9 cm dan berat 1,5 kg, berupa patung sepasang pria dan wanita yang sedang bergandengan tangan, diyakini oleh para ahli arkeolog sebagai Dewa Siwa dan Dewi Parwati, yang kini disimpan di Museum Nasional.

 Tiang batu pada dinding Goa Seplawan yang terbentuk dari penggabungan stalagtit dan stalagmit secara alami dalam kurun waktu ratusan atau bahkan ribuan tahun (pertumbuhan stalagtit rata-rata 0,13 – 3 mm per tahun).

Rangkaian stalagtit yang masih belum begitu panjang tampak berjejer dan menempel pada dinding Goa Seplawan.

Ujung perjalanan berupa jurang yang dikatakan belum diketahui kedalamannya, karena eksplorasi belum bisa dilakukan oleh sebab tipisnya oksigen. Ada juga cerita, dulu pernah mencoba dieksplorasi tapi petugas yang turun ke bawah tidak kembali lagi.

 Pohon yang tumbuh di atas batu pada area masuk Goa Seplawan, di belakang patung replika. Satu-satunya yang ada disitu, sendiri..

Minggu, 11 Desember 2011

Full House (Drama Seri 2004)

Full House adalah drama serial berjumlah 16 episode yang ditayangkan KBS pada tahun 2004. Kelanjutan serial ini adalah Full House Season 2 yang sedang dalam proses produksi.

Sinopsis

Drama ini bercerita tentang pernikahan kontrak antara wanita biasa bernama Han Ji-Eun (Song Hye Kyo) dan aktor bernama Lee Young-Jae (Rain). Han Ji-Eun, seorang penulis naskah, tinggal di rumah bernama Full House yang dibangun oleh ayahnya. Pada suatu hari, Ji-Eun ditipu oleh dua orang temannya. Ia dibohongi telah memenangi liburan serba gratis ke Shanghai. Di dalam pesawat, Ji-Eun duduk berdampingan dengan Young-Jae, seorang aktor terkenal dan tampan. Keduanya menjadi saling mengenal setelah Ji-Eun muntah di kemeja Young-Jae. Di Shanghai, Ji-Eun kehabisan uang dan harus meminjam uang kepada Young-Jae. Kedua teman yang menipunya mengatakan semua pengeluaran, termasuk biaya makan sudah ditanggung. Setiba kembali di Korea, Ji-Eun sadar dirinya telah ditipu, dan rumah tempat tinggalnya sudah dibeli oleh Young-Jae. Keduanya setuju untuk tinggal di satu rumah, asalkan Ji-Eun bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar bisa mendapatkan kembali rumahnya. Dari sinilah kisah percintaan drama komedi ini dimulai.

Pemeran
  •     Song Hye Kyo sebagai Han Ji-Eun
  •     Bi (Rain) sebagai Lee Young-Jae
  •     Han Eun Jung sebagai Kang Hye-Won
  •     Kim Sung Soo sebagai Yoo Min-Hyuk
Musik film
  •     Full House (instrumental)
  •     Why - 운명 (un myung; Fate)
  •     Forever (instrumental)
  •     Byul - I Think I
  •     시 (instrumental)
  •     Noel - 친구란 말 (chingu ran mal)
  •     운명 (instrumental)
  •     Blue Hills (instrumental)
  •     Why - 운명 (versi lembut) (un myung)
  •     I Think I (instrumental gitar)
  •     G-soul - 늦게 핀 사랑 (Too Late) (neut geh pin sarang)
  •     Why - Forever
  •     운명 (instrumental semilembut) (un myung)
  •     Love At The Gate (instrumental)
  •     Byul - 고마워할게요 (gomawuh hal geh yo)
  •     늦게 핀 사랑 (Too Late) (instrumental biola) (neut geh pin sarang)
  •     Amazing Love (Instrumental)
  •     Paradiso (Instrumental)
  •     운명 (Instrumental) (un myung)
Lagu tambahan
  •     Lee Bo Ram - chuh eum geu ja ri eh
  •     Sha la la (siulan)
  •     Title Shuffle (siulan)
  •     Children's Choir - gom se ma ri
  •     Song Hye Gyo - gom se ma ri





Selasa, 06 Desember 2011

Winnie The Pooh


Winnie-the-Pooh, umumnya disingkat menjadi Pooh Bear dan pernah disebut Edward Bear, adalah karakter beruang fiksi yang diciptakan oleh A. A. Milne. Buku pertama mengenai karakter ini adalah Winnie-the-Pooh (1926), lalu diikuti dengan The House at Pooh Corner (1928).

Kisah Pooh telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Winnie-the-Pooh juga diadaptasi oleh Disney.Pooh tinggal di sebuah pohon yang bertuliskan "Mr. Sanderz".











 

♡♥ Evie Pranita Sari ♥♡. Design By: SkinCorner